Teori Agenda Setting
Agenda setting
diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa
jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan
mempengaruhi khalayak untuk mengenggapnya penting. Jadi apa yang dianggap
penting oleh media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media
diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini
berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.
Agenda settting menjelaskan begitu besarnya pengaruh media berkaitan dengan
kemampuannya dalam memberitahukan kepada audiens mengenai isu-isu apa sajakah
yang penting.
Asumsi utama dan
pendapat-pendapat inti agenda setting merupakan penciptaan kesadaran publik dan
pemilihan isu-isu mana yang dianggap penting melalui sebuah tayangan berita.
Dua asumsi mendasar pada teori ini adalah
1.
Pers dan media tidak mencerminkan
realitas yang sebenarnya, melainkan mereka membentuk dan mengkonstruk realitas
tersebut.
2.
Media menyediakan beberapa isu dan
memberikan penekanan lebih kepada isu tersebut yang selanjutnya memberikan
kesempatan kepada public untuk menentukan isu mana yang lebih penting
dibandingkan dengan isu lainnya
Konstruksi Realitas Politik
Konstruksi
realitas pada prinsipnya merupakan setiap upaya “menceritakan”
(konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan, atau benda tak terkecuali
mengaenai hal-hal yang berkaitan dengan politik adalah usaha mengkonstruksikan
realitas. Karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah
menceritakan peristwa-peristiwa, maka kesibukan utama media massa adalah
mengkonstruksikan berita berbagai realitas yang akan disajikan. Media menyusun
realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana
yang bermakna. Pembuatan berita di media massa
pada dasarnya merupakan penyusunan realitas-realitas hingga membentuk
wacan yang bermakna. Dengan demikian seluruh isi berita media massa adalah
realist yang telah dikonstruksikan (constructed
reality) dalam bentuk wacana yang bermakna.
Di era
industrialisasi kapitalisme dimana media massa termasuk didalamnya, muncul
dilema peran media massa dalam politik. Di satu sisi, liputan politik memiliki
dimensi pembentukan pendapat umum (opini publik). Daya jangkau penyebaran
informasi yang begitu luas dan massif merupakan kekuatan utama media massa
dalam pembentukan opini publik. Hal ini disadari benar oleh para actor politik
yang tak jarang memanfaatkan media massa sebagai senjata utama untuk
mendapatkan dukungan publik atas kepentingannya. Melalui media massa, para
aktor politik melancarkan propagandanya mempengaruhi sikap khalayak luas
mengenai sebuah masalah yang menjaadi perhatiannya.
Konsep Analisis Framing
Konsep
framing sering digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan
aspek tertentu dari realita oleh media.
Framing dapat dipandang sebagai penempatan infomasi-informasi dalam konteks
yang khas sehingga isu tertentu dapat dialokasikan lebih besar dari pada isu
yang lain (Nugroho, Eriyanto, Surdiasis, 1999:20).
Gagasan framing pertama kali dilontarkan oleh Baterson tahun 1955 (Sobur, 2002:
161). Mulanya frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat
kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebihjakan dan wacan serta
yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep tersebut kemudian
dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada tahun 1974 yang mengandaikan frame
sebagai kepinga-kepingan perilaku yang membimbing individu dalam membaca
realitas. (sobur, 2002:162).
Ada
dua aspek dalam framing.Pertama, memilih fakta/realitas. Proses memilih fakta
ini didasarkan pada asumsi, wartawan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa
perspektif. Dalam memilih fakta ini selalu terkandung dua kemungkinan yaitu apa
yang dipilih (included) dan apa yang dibuang (excluded). Bagian mana yang
ditekankan dalam realitas? Penekanan aspek tertentu itu dilakukan dengan
memilih angel tertentu, memilih fakta tertentu, dan melupakan fakta yang lain.
Intinya, peristiwa dilihat dari sisi tertentu.Akibatnya, pemahaman dan
konstruksi atas suatu peristiwa bisa jadi berbeda antara satu media dengan
media lainnya. Media yang menekankan aspek tertentu, memlih fakta tertentu akan
menghasilkan berita yanag bisa jadi berbeda kalau media menekankan aspek atau
peristiwa yang lain.
Teori Framing Model Robert N
Entman
Entman
melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau
penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/isu. Pennonjalan adalah proses
membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat
oleh khalayak. Dalam praktikyna, framing dijalankan oleh media dengan
menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain; dan menonjolkan aspek
dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai
strategi wacana-penempatan yang mencolok (menempatkan di-headline depan atau dibagian belakang),
pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan,
pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang/peristiwa yang diberitakan,
asosiasi terhadap symbol budaya, generalisasi, simplifikasi, dan lain-lain.
Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita
menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak.
Frame
berita timbul dalam dua level. Pertama, konsepsi mental yang digunakan untuk
memproses informasi dan sebagai karakteristik dari teks berita.Kedua, perangkat
spesifik dari narasi berita yang dipakai untuk membangun pengertian mengenai
peristiwa. Frame berita dibentuk dari kata kunci, metafora, konsep, simbol,
citra yang ada dalam narasi berita. Karenanya, frame dapat dideteksi dan
diselidiki dari kata, citra dan gambar tertentu yang member makna tertentu dari
teks baru.Kosa kata dan gambar itu ditekankan dalam teks sehingga lebih
menonjol dibandingkan bagian lain dalam teks.Itu dilakukan lewat pengulangan,
penempatan yang lebih menonjol atau menghubungkan dengan bagian lain dalam teks
berita, sehingga bagian itu lebih menonjol, lebih mudah diingat, dilihat dan
lebih mempengaruhi khalayak.Secara luas pendefinisianmasalah ini menyertakan,
didalamnya, konsepsi dan skema interpretasi wartawan.Pesan secara simbolik
menyertakan sikap dan nilai.Ia hidup, membentuk, dan menginterpretasikan makna
di dalamnya.
Media Online
Media online
adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan
multimedia yang berbasis komputer dan internet. Didalamnya terdapat portal,
website (situs web), radio-online, TV-online, pers online, mail-online, dll.
Definisi Media Online
Media massa saat
ini menjadi bertambah keluarga dengan kemunculan media online. Ada berbagai
pendapat mengenai media online, sebenarnya termasuk ke dalam media cetak atua
elektronik atau media online berdiri sendiri sehingga media massa bukan terbgai
menjadi dua melainkan terbagi menjadi tiga yaitu media cetak, media elektronik
dan media online. Werner J. Severin dan James W. Tankhard dalam teori
komunikasi: Sejarah, Merode, dan Terapan di Media Massa (2005:458) mengutip
dari Mc Luhan menngatakan, media online adalah gagasan baru dalam bermedia,
namun media baru masih mengikut pada media lama dan bahkan sering memanfaatkan
media lama sebagai tolak ukur dalam segi isi yang diterapkan di internet.
Karakteristik Media Online
Media Online memiliki beberapa karakteristik
umum yaitu :
a. Kecepatan
(aktualisasi) infromasi
Keceptan atau peristiwa yanterjadi di
lapangan di upload ke dalam situs atau web online, tanpa harus menunggu
hitungan menit, jam atau hari, seperti yang terjadi pada media elektronik atau
media cetak yang harus menunggu hitungan menit, jam, bahkan hari. Dengan
demikian mempercepat distribusi informasi ke pasar (pengakses), dengan
jangkauan global lewat jaringan internet, dan dalam waktu bersamaan, dan
umumnya informasi yang ada tertuang dalam bentuk data dan fakta bukan cerita.
b. Adanya
pembaruan (updating) informasi
Infomasi disampaikan secara terus
menerus, karena adanya (updating)
informasi. Penyajian yang bersifat realtime ini menyebabkan tidak adanya waktu
yang diistimewakan (prime time) karena
penyediaan informasi berlangsung tanpa putus, hanya tergantung kapan pengguna
mau mengaksesnya
c. Interaktivitas
Salah satu keunggulan media online ini
yang paling membedakan dirinya dengan media lain adalah fungsi interaktif.
Model komunikasi yang digunakan media konvensional biasanya bersifat searah
(linier) dan bertolak dari kecenderungan sepihak dari atas (top-down)
d. Personalisasi
Pembaca atau pengguna semakin otonom
dalam menentukan informasi mana yang ia butuhkan. Media online memberikan
peluang kepada setiap pembaca hanya mengambil informasi yang relevan bagi
dirinya, dan menghapus informasi yang tidak ia butuhkan. Jadi selektivitas
informasi dan sensor berada di tangan pengguna (self control)
Keunggulan Media Online
Media online
memiliki wilayah konsumen (pembaca/komunikan) tersendiri hanya saja media
online memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh media cetak dan media
elektronik. Keunggulan media online tersebut yaitu :
a. Up to date, media online
dapat melakukan upgrade (pembaharuan) suatu informasi atau berita dari waktu ke
waktu dan dimana saja, tidak melulu menggunakan bantuan komputer, tetapi
menggunakan fasilitas teknologi pada handphone atau lebih spesifik smartphone.
Hal ini terjadi karena media online memiliki proses penyajian informasi/berita
yang lebih mudah dan sedehana.
b. Real time, cara
penyajiannya berita yang sederhana tersebut menjadikan media online dapat
langsung menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung hal ini
yang dimaksud dengan real time.
Wartawan media online dapat mengirimkan informasi langsung ke meja redaksi dari
lokasi peristiwa dengan bantuan telepon atau fasilitas internet seperti E-mail
dan lainnya.
c. Praktis, media online
terbilang praktis karena kemudahan untuk mendapatkan berita dan informasinya,
kapan saja bila diinginkan media online dapat dibuka dan dibaca sejauh didukung
oleh fasilitas teknologi internet.
Berita
Banyak
definisi-definisi tentang berita yang dapat diketahui dari berbagai
sumber.Secara sederhana berita dapat diartikan sebagai sebuah pesan yang berupa
fakta.Di kalangan para wartawan berita atau biasa disebut “news” adalah sebuah
singkatan yang berarti North, East, West, South.Dari istilah tersebut mereka
mengartikan laporan dari keempat penjuru mata angin.Berita dapat ditemukan
dimana saja sesuai dengan mata angin.Analogi tersebut tidaklah salah dan dapat
diterima secara logis.Namun sesungguhnya berita ini merupakan suatu fakta atau
idea tau opini actual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi
sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton
Masyarakat
atau khalayak membutuhkan berita untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan
ataupun mengetahui langkah yang harus dilakukan dalam menyikapi suatu
berita.Salah satu konsep berita yang cukup menarik adalah berita sebagai fakta
objektif.Sebuah berita haruslah bersifat factual dan objektif.Factual berarti
mengandung fakta-fakta atau kebenaran bukan kejadian yang dibuat-buat.Sedangkan
objektif adalah bebas tidak memihak atau menitik beratkan pada suatu aspek atau
seimbang.Tetapi nilai objektif untuk sebuah fakta merupakan hal yang
membingungkan, karena tidaklah mungkin ada objektivitas yang mutlak. Menurut
Prof. Mitchel V. Charnley, berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau
opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya,
bagi sejumlah besar penduduk (Onong Uchjana Effendy, 2003:131).
Definisi Konsepsional
Definisi
konsepsional dimaksudkan untuk memberikan batasan tentang variabel-variabel
dalam penelitian sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai hal
yang akan diteliti. Batasan yang dimaksud adalah suatu analisa yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana media menyorot aspek-aspek pemberitaan yang dibuat
oleh media itu sendiri.Proses framing menjadikan media sebagai sebuah alat
untuk menyampaikan fakta-fakta yang belum terungkap.Batasan tersebut hanyalah
sebatas bagaimana kompas dan vivanews sebagai media online yang membingkai (frame) pemberitaan terkait perseteruan
KPK dan Polri kepada khalayak luas.Pemilihan isu-isu dari sebuah berita yang
telah dihadirkan oleh vivanews dan kompas denga melakukan penyeleksian isu dan
melihat penonjolan aspek tertentu dari sebuah isu untuk kemudian dilihat dan
ditemukan sebuah realitas.
Metode Penelitian
Jenis penelitian
Tipe penelitian
yang akan dilakukan ialah interpretatif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelititan ini digunakan untuk menggambarkan aspek tertentu dari
sebuah realitas yang dibingkai oleh vivanews dan kompas menjadi sebuah berita
yang kemudian menjadi realitas media dalam hal ini pemberitaan mengenai
perseteruan KPK dan Polri.
Penelitian ini
menggunakan pendekatan permasalahan dengan analisis framing dengan model
Entman, Entman mengemukakan bahwa framing melibatkan ‘seleksi’ (selection) dan ‘penonjolan’ (salience). Framing model Entman
mendefinisikan persoalan-persoalan, mendiagnosa penyebab,
membuat penilaian moral, dan menyarankan perbaikan-perbaikan. Frame menggunakan
textual devices seperti kata-kata tertentu, frase-frase tertentu, membuat
referensi konstektual tertentu, memilih gambar-gambar atua film tertentu,
memberikan contoh-contoh yang tipikal, atau merujuk pada sumber tertentu.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian
ini adalah dimaksudkan untuk membatasi studi, sehingga dengan pembatasan studi
tersebut akan memudahkan peneliti dalam pengelolaan data yang kemudian menjadi
suatu kesimpulan. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar yaitu seleksi
isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu
(Eriyanto, 2002:187). Sesuai masalah yang akan dirumuskan, maka dengan ini
peneliti melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan dari Entman dan ada
dua poin focus penelitian yang ingin ditekankan oleh peneliti, yaitu adalah :
1. Seleksi
Isu
Aspek ini berhubungan dengan pemilihan
fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam itu, berita mana yang diseleksi dalam perseteruan KPK dan
Polri untuk ditampilkan kepada khalayak?
Dari proses ini terkandung didalamnya ada bagian berita yang dimasukkan (included), tetapi ada juga berita yang
dikeluarkan (excluded). Tidak semua
aspek atau bagian dari berita persteruan KPK dan Polri dari isu ditampilkan, wartawan memilih berita
tertentu yang dianggap penting oleh khalayak dari kasus perseteruan KPK dan
Polri
2. Penonjolan
Aspek Tertentu Dari Isu
Aspek ini berhubungan dengan penulisan
fakta. Ketika aspek/berita dari perseteruan KPK dan Polri tertentu dari suatu peristiwa atau isu tersebut telah dipilih, bagaimana berita
tersebut ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian
kata,kalimat,gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan pada khalayak.
sehingga membatasi persepsi khalayak terhadap berita kasus perseteruan KPK dan
Polri yang ditulis.
Jenis dan Sumber
Data
Dalam
penelitian ini pengumpulan sumber data yang dianggap relevan dengan objek
penelitian.
1. Data
Primer dalam penulisan ini adalah berita perseteruan KPK dan Polri di dalam
media vivanews.com dan kompas.com pada tanggal 2 Agustus 2012 sampai 31 Agustus
2012
2. Data
Sekunder yang digunakan dalam penulisan ini adalah data-data yang diperoleh
dari metode dokumentasi berupa penelitian kepustakaan (Library Research), yakni mengkaji informasi yang terdapat dalam
berbagai literature, serta yang di download dari situs-situs internet
(website),jurnal-jurnal online universitas di Indonesia, serta buku-buku yang
berkaitan dalam penulisan ini
Analisis Data
Analisis data
pada penelitian ini menggunakan konsep framing yang menekankan pada penonjolan
kerangka pemikiran, perspektif, dan konsep tentang memaknai pemberitaan
persteruan KPK dan Polri di media online kompas.com dan vivanews.com.
menganalisis data berita perseteruan KPK dan Polri pada tanggal 2 agustus 2012
sampai 31 Agustus 2012 yang dilakukan oleh Kompas.com dan Vivanews.com. data
yang telah terkumpul akan dianalisis secara kualitatif yaitu digambarkan dengan
kata-kata atau kalimat dengan menggunakan instrument analisis framing dengan
model Entman melalui empat perangkat yaitu
a. Define Problems
(Definisi Masalah)
Bagaimana suatu masalah/isu dilihat?
Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?
b. Diagnose Cause
(perkiraan masalah dari sumber masalah)
Apa penyebebab dari suatu masalah, siapa
atau actor yang dianggap sebagai penyebab mereka?
c. Make Moral Judgement
(pembuatan keputusan moral)
Nilai moral apa yang akan disajikan
untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi
suatu tindakan?
d. Treatment Recommendation
(penyelesaian masalah)
Penyelesaaian apa yang ditawarkan untuk
mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang ditempuh untuk mengatasi masalah
Hasil dan Pembingkaian
Diskusi Hasil Framing
Media online memiliki kelebihan dalam hal
kecepatan untuk menyampaikan suatu artikel berita.Namun tidak jarang kelebihan
tersebut menjadi masalah bagi kelengkapan penulisan artikel berita.Karena
mengejar kecepatan penyampaian berita, portal berita online kadang seringkali melupakan kaidah-kaidah penulisan artikel
berita yang lengkap. Seharusnya, untuk melengkapi kekurangan pada berita
sebelumnya, portal berita online
dapat memuat lebih dari satu berita dalam satu hari untuk membahas topik yang
sama dengan menyertakan informasi tambahan yang tidak sempat dimuat pada berita
sebelumnya.
Dilihat dari
keseluruhan analisis framing yang
dilakukan, peneliti menemukan artikel berita yang dikeluarkan oleh Vivanews
banyak sekali memperlihatkan kekurangan dalam isi berita. Beberapa artikel
Berita yang dimuat Vivanews membentuk
opini yang mempengaruhi, seperti penulisan berita yang tidak memperhatikan
Objektivitas dan membela kepentingan tertentu sehingga disadari atau tidak
disadari rangkaian informasi yang disampaikan dapat mempengaruhi pola pikir
pembacanya agar mendukung Polri dalam menangani kasus korupsi Simulator SIM.
Salah satu berita yang dikeluarkan vivanews.com yang tidak memperhatikan
objektivitas dalam penulisan berita yaitu
“jangan ragukan penyidikan Bareskrim polri”. Dari judul tersebut
vivanews membentuk opini mempengaruhi bahwa pihak polri mampu mengusut kasus
simulator SIM dengan tuntas Padahal diketahui sendiri bahwa realitas yang ada,
kasus Simulator Sim seharusnya ditangani oleh Pihak KPK karena sudah diatur oleh
UU nomor 30 tahun 2002 tentang pemberantasan korupsi.
Selain itu,
Berita yang dikeluarkan vivanews.com juga menggunakan pengutipan narasumber
yang kompeten dan sumber-sumber untuk menguatkan berita yang dihadirkan,
seperti menampilkan mantan menteri hukum tata negara, Yuzril Ihza mahendra yang
menyatakan posisi Polri lebih tinggi dari KPK sehingga memperkuat berita yang
dikeluarkan untuk mempengaruhi masyarakat agar mendukung Polri dalam menangani
kasus Simulator SIM.
Kompas.com dalam
melakukan analisis framing lebih menampilkan berita dengan realitas yang ada sesuai dengan faktanya, walaupun ada beberapa artikel yang
dikeluarkan kompas yang membela kepentingan tertentu yaitu Pihak KPK. Seperti
meanmpilkan salah satu berita yaitu “KPK jangan ragu sidik Simulator” dari
judul tersebut lebih dimaksudkan bahwa berita yang dikeluarkan kompas sesuai
realita yang ada tetapi memiliki makna dan pandangan yang mendukung pihak KPK. isu yang diangkat dalam
perseteruan KPK dan Polri khususnya kasus Simulator SIM adalah isu politik
Jika ditinjau
dari teori Agenda Setting, dapat dilihat bahwa media mempunya agenda tersendiri
dalam melakukan pemberitaan.Hal tersebut dikatakan sebagai agenda setting
media. Secara singkat agenda setting media dapat dikatakan jika media memberikan
tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk
menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting oleh media, maka penting
juga bagi khalayak. Sebaliknya apa yang tidak penting bagi media maka khalayak
menganggap tidak penting juga, bahkan menjadi tidak terlihat sama sekali.
Dari pengamatan
yang ada, maka dapat diketahui jika Vivanews.com telah melakukan agenda setting
dalam pemberitaannya.Hal tersebut dilihat dari beberapa acuan yang meliputi
penempatan informasi, lamanya pemberitaan, isu yang sifatnya sedang hangat,
sampai kepada tingkat kredibelitas media yang mengangkat isu tersebut.Namun
frekuensi penayangan merupakan aspek yang paling menonjol dalam agenda setting
yang dilakukan Vivanews.com.
Berita tentang
perseteruan KPK dan polri hampir setiap hari dimuat oleh Vivanews.com sejak
tanggal 1 Agustus 2012 hingga 30 Agustus 2012, dengan jumlah total 141 Artikel
Berita dan waktu yang dikeluarkan kebanyakan mulai pukul 15.00 sampai pukul
20.00 .Itu semua dilakukan untuk memberikan penojolan terhadap pemberitaan
tersebut.Kemudian Vivanews.com juga seringkali mengemas judul-judul artikel
berita dengan kalimat yang menarik khalayak, yang akhirnya merasa terpanggil
untuk tahu isi dari berita dan membacanya.Selain itu kompas.com nampak tidak
melakukan agenda setting dalam pemberitannya.Mengingat artikel berita yang
dimuat hanya sedikit walaupun menyangkut isu yang sedang hangat
dibicarakan.Tercatat hanya 63 Artikel
sejak 1 Agustus hingga 30 Agustus 2012.
Berdasarkan realitas
media yang telah dibangun oleh Vivanews.com maka Vivanews.com berusaha untuk
membangun perspektif tentang siapa yang lebih berhak menangani kasus Korupsi
terkait simulator SIM.Hal tersebut dapat terlihat dari opini-opini yang ada
didalam artikel pemberitaan tersebut. Sementara kompas.com merupakan agen konstruksi sosial yang
mendefinisikan realitas Dengan pandangan konstruksionis yang menyatakan bahwa
media bukanlah sekedar saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi
realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya.
Setelah dilakukan
proses pengamatan melalui perangkat framing Robert N Entman dapat dilihat bahwa
vivanews.com terlihat lebih selektif dalam pemilihan berita dan berusaha
menonjolkan berita yang dipilih dengan pemakaian kata atau kalimat yang menarik
serta menyembunyikan fakta-fakta sesuai realitas yang ada. Vivanews.com
terlihat sering sekali melupakan aspek cover
both side, didalam pemberitaan yang ditampilkan oleh Vivanews.com juga
terdapat agenda tersendiri. Kompas.com melalui perangkat framing Robert N
Entman lebih menampilkan berita sesuai fakta yang ada itu terlihat dari
pemilihan berita yang diangkat dan penulisan fakta yang ditampilkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis tentang pembingkaian berita yang dilakukan terhadap Vivanews.com
dan Kompas.com dalam pemberitaan perseteruan KPK dan
polri, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari
hasil analisis pembingkaian terlihat bahwa Vivanews.com lebih membentuk opini
yang mendukung satu pihak yaitu Pihak Polri, dengan penulisan berita yang tidak
memperhatikan objektivitas dan membela kepentingan tertentu sehingga disadari
rangkaian informasi yang disampaikan dapat mempengaruhi pola pikir pembacanya,
sementara pembingkaian yang dilakukan Kompas.com lebih menampilkan realitas berita yang ada sesuai dengan faktanya, walaupun ada beberapa artikel yang dikeluarkan kompas yang
membela kepentingan tertentu yaitu Pihak KPK.
2. Vivanews telah melakukan sebuah Agenda setting. Hal tersebut terlihat dari
beberapa acuan yang meliputi penempatan informasi, lamanya pemberitaan, isu
yang sifatnya sedang hangat, sampai kepada tingkat kredibelitas media yang mengangkat
isu tersebut. banyaknya frekuensi berita yang
dimuat merupakan aspek yang paling menonjol dalam
agenda setting yang dilakukan Vivanews.com. selain itu media Kompas.com
nampak tidak melakukan agenda setting dalam pemberitannya. Mengingat artikel berita
yang dimuat hanya sedikit walaupun menyangkut isu yang sedang hangat
dibicarakan.
3. Setelah
dilakukan proses pengamatan melalui perangkat framing Robert N Entman dapat
dilihat bahwa vivanews.com terlihat lebih selektif dalam pemilihan berita dan
berusaha menonjolkan berita yang dipilih dengan pemakaian kata atau kalimat
yang menarik serta menyembunyikan fakta-fakta sesuai realitas yang ada.
Vivanews.com terlihat sering sekali melupakan aspek cover both side, didalam pemberitaan yang ditampilkan oleh Vivanews.com
juga terdapat agenda tersendiri. Kompas.com melalui
perangkat framing Robert N Entman lebih menampilkan berita sesuai fakta yang
ada itu terlihat dari pemilihan berita yang diangkat dan penulisan fakta yang
ditampilkan.
Saran-saran
Sesuai dengan
kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1.
Media sebagai alat penyampaian pesan
haruslah selalu menjaga objektivitas dalam menyampaikan pemberitaan dengan
menampilkan berita sesuai dengan faktanya.
2.
Vivanews.com dan Kompas.com sebagai
portal berita onine besar di
Indonesia dapat dimengerti jika mengejar kecepatan penyampaian berita, namun
portal berita online harus tetap
memperhatikan realitas berita yang ada.
3.
Dari hasil penelitian ini disarankan
agar masyarakat lebih jeli dalam memaknai setiap informasi yang terkandung di
dalam sebuah berita. Karena bisa saja informasi tersebut merupakan hasil
konstruksi dari wartawan dan tidak sesuai dengan realitas yang sebenarnya.
Pengaruh yang diterima media kadang membuat pergeseran makna yang mestinya
disadari dengan baik oleh masyarakat.
Daftar Pustaka
Cangara,
H. Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Effendy,
Onong Uchjana. 2003. Ilmu , Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti Elvinaro, Ardiyanto
Eriyanto, Analisis
framing: Konstruksi, Ideology, dan
Politik Media, Yogyakarta: LKiS,
2002
Entman,
R. M., & Rojecki, A. (1993).Freezing
Out the Public: Elite and Media framing of the U.S anti-nuclear
movement.Political Communication, 10(2).
Hamad,
Ibnu, 2004. Konstruksi Realitas Politik
Dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analisis Terhadap Berita
Politik, Jakarta: Granit
Kriyantono,
Rachmat. 2006. Tehnik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.
M.Romli
dan Asep Syamsul. 2012. Jurnalistik Oline: Panduan Praktis Mengelola Media
Online. Bandung. Penerbit Nuansa Cendekia
Moleong
Lexy J., 2008.Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: , PT. Remaja Rosdakarya
Peter
L. Berger dan Thomas Luckmann, The Social
Construction of Reality A Treatise in the Sociology of Knowledge, (New
York: 1966)
Sugiyono,
(2007).Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, R&D, Bandung: CV. Alfabet
Sudibyo,
Agus, “Politik Media dan Pertarungan Wacana. “Yogyakarta: LKis 2001
No comments:
Post a Comment