Monday 22 June 2015

Teori Agenda Setting


Teori Agenda Setting
Agenda setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk mengenggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting oleh media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat. Agenda settting menjelaskan begitu besarnya pengaruh media berkaitan dengan kemampuannya dalam memberitahukan kepada audiens mengenai isu-isu apa sajakah yang penting.
Asumsi utama dan pendapat-pendapat inti agenda setting merupakan penciptaan kesadaran publik dan pemilihan isu-isu mana yang dianggap penting melalui sebuah tayangan berita. Dua asumsi mendasar pada teori ini adalah
1.        Pers dan media tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya, melainkan mereka membentuk dan mengkonstruk realitas tersebut.
2.        Media menyediakan beberapa isu dan memberikan penekanan lebih kepada isu tersebut yang selanjutnya memberikan kesempatan kepada public untuk menentukan isu mana yang lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya

Konstruksi Realitas Politik
Konstruksi realitas pada prinsipnya merupakan setiap upaya “menceritakan” (konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan, atau benda tak terkecuali mengaenai hal-hal yang berkaitan dengan politik adalah usaha mengkonstruksikan realitas. Karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristwa-peristiwa, maka kesibukan utama media massa adalah mengkonstruksikan berita berbagai realitas yang akan disajikan. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Pembuatan berita di media massa  pada dasarnya merupakan penyusunan realitas-realitas hingga membentuk wacan yang bermakna. Dengan demikian seluruh isi berita media massa adalah realist yang telah dikonstruksikan (constructed reality) dalam bentuk wacana yang bermakna.
Di era industrialisasi kapitalisme dimana media massa termasuk didalamnya, muncul dilema peran media massa dalam politik. Di satu sisi, liputan politik memiliki dimensi pembentukan pendapat umum (opini publik). Daya jangkau penyebaran informasi yang begitu luas dan massif merupakan kekuatan utama media massa dalam pembentukan opini publik. Hal ini disadari benar oleh para actor politik yang tak jarang memanfaatkan media massa sebagai senjata utama untuk mendapatkan dukungan publik atas kepentingannya. Melalui media massa, para aktor politik melancarkan propagandanya mempengaruhi sikap khalayak luas mengenai sebuah masalah yang menjaadi perhatiannya.

Konsep Analisis Framing
Konsep framing sering digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realita oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan infomasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu dapat dialokasikan lebih besar dari pada isu yang lain (Nugroho, Eriyanto, Surdiasis, 1999:20). Gagasan framing pertama kali dilontarkan oleh Baterson tahun 1955 (Sobur, 2002: 161). Mulanya frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebihjakan dan wacan serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi  realitas. Konsep tersebut kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada tahun 1974 yang mengandaikan frame sebagai kepinga-kepingan perilaku yang membimbing individu dalam membaca realitas. (sobur, 2002:162).
Ada dua aspek dalam framing.Pertama, memilih fakta/realitas. Proses memilih fakta ini didasarkan pada asumsi, wartawan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif. Dalam memilih fakta ini selalu terkandung dua kemungkinan yaitu apa yang dipilih (included) dan apa yang dibuang (excluded). Bagian mana yang ditekankan dalam realitas? Penekanan aspek tertentu itu dilakukan dengan memilih angel tertentu, memilih fakta tertentu, dan melupakan fakta yang lain. Intinya, peristiwa dilihat dari sisi tertentu.Akibatnya, pemahaman dan konstruksi atas suatu peristiwa bisa jadi berbeda antara satu media dengan media lainnya. Media yang menekankan aspek tertentu, memlih fakta tertentu akan menghasilkan berita yanag bisa jadi berbeda kalau media menekankan aspek atau peristiwa yang lain.

Teori Framing Model Robert N Entman
Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/isu. Pennonjalan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak. Dalam praktikyna, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain; dan menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai  strategi wacana-penempatan yang mencolok (menempatkan di-headline depan atau dibagian belakang), pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang/peristiwa yang diberitakan, asosiasi terhadap symbol budaya, generalisasi, simplifikasi, dan lain-lain. Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak.
Frame berita timbul dalam dua level. Pertama, konsepsi mental yang digunakan untuk memproses informasi dan sebagai karakteristik dari teks berita.Kedua, perangkat spesifik dari narasi berita yang dipakai untuk membangun pengertian mengenai peristiwa. Frame berita dibentuk dari kata kunci, metafora, konsep, simbol, citra yang ada dalam narasi berita. Karenanya, frame dapat dideteksi dan diselidiki dari kata, citra dan gambar tertentu yang member makna tertentu dari teks baru.Kosa kata dan gambar itu ditekankan dalam teks sehingga lebih menonjol dibandingkan bagian lain dalam teks.Itu dilakukan lewat pengulangan, penempatan yang lebih menonjol atau menghubungkan dengan bagian lain dalam teks berita, sehingga bagian itu lebih menonjol, lebih mudah diingat, dilihat dan lebih mempengaruhi khalayak.Secara luas pendefinisianmasalah ini menyertakan, didalamnya, konsepsi dan skema interpretasi wartawan.Pesan secara simbolik menyertakan sikap dan nilai.Ia hidup, membentuk, dan menginterpretasikan makna di dalamnya.

Media Online
Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia yang berbasis komputer dan internet. Didalamnya terdapat portal, website (situs web), radio-online, TV-online, pers online, mail-online, dll.

Definisi Media Online
Media massa saat ini menjadi bertambah keluarga dengan kemunculan media online. Ada berbagai pendapat mengenai media online, sebenarnya termasuk ke dalam media cetak atua elektronik atau media online berdiri sendiri sehingga media massa bukan terbgai menjadi dua melainkan terbagi menjadi tiga yaitu media cetak, media elektronik dan media online. Werner J. Severin dan James W. Tankhard dalam teori komunikasi: Sejarah, Merode, dan Terapan di Media Massa (2005:458) mengutip dari Mc Luhan menngatakan, media online adalah gagasan baru dalam bermedia, namun media baru masih mengikut pada media lama dan bahkan sering memanfaatkan media lama sebagai tolak ukur dalam segi isi yang diterapkan di internet.

Karakteristik Media Online
Media Online memiliki beberapa karakteristik umum yaitu :
a.    Kecepatan (aktualisasi) infromasi
Keceptan atau peristiwa yanterjadi di lapangan di upload ke dalam situs atau web online, tanpa harus menunggu hitungan menit, jam atau hari, seperti yang terjadi pada media elektronik atau media cetak yang harus menunggu hitungan menit, jam, bahkan hari. Dengan demikian mempercepat distribusi informasi ke pasar (pengakses), dengan jangkauan global lewat jaringan internet, dan dalam waktu bersamaan, dan umumnya informasi yang ada tertuang dalam bentuk data dan fakta bukan cerita.
b.    Adanya pembaruan (updating) informasi
Infomasi disampaikan secara terus menerus, karena adanya (updating) informasi. Penyajian yang bersifat realtime ini menyebabkan tidak adanya waktu yang diistimewakan (prime time) karena penyediaan informasi berlangsung tanpa putus, hanya tergantung kapan pengguna mau mengaksesnya
c.    Interaktivitas
Salah satu keunggulan media online ini yang paling membedakan dirinya dengan media lain adalah fungsi interaktif. Model komunikasi yang digunakan media konvensional biasanya bersifat searah (linier) dan bertolak dari kecenderungan sepihak dari atas (top-down)
d.    Personalisasi
Pembaca atau pengguna semakin otonom dalam menentukan informasi mana yang ia butuhkan. Media online memberikan peluang kepada setiap pembaca hanya mengambil informasi yang relevan bagi dirinya, dan menghapus informasi yang tidak ia butuhkan. Jadi selektivitas informasi dan sensor berada di tangan pengguna (self control)

Keunggulan Media Online
Media online memiliki wilayah konsumen (pembaca/komunikan) tersendiri hanya saja media online memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh media cetak dan media elektronik. Keunggulan media online tersebut yaitu :
a.    Up to date, media online dapat melakukan upgrade (pembaharuan) suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu dan dimana saja, tidak melulu menggunakan bantuan komputer, tetapi menggunakan fasilitas teknologi pada handphone atau lebih spesifik smartphone. Hal ini terjadi karena media online memiliki proses penyajian informasi/berita yang lebih mudah dan sedehana.
b.    Real time, cara penyajiannya berita yang sederhana tersebut menjadikan media online dapat langsung menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung hal ini yang dimaksud dengan real time. Wartawan media online dapat mengirimkan informasi langsung ke meja redaksi dari lokasi peristiwa dengan bantuan telepon atau fasilitas internet seperti E-mail dan lainnya.
c.    Praktis, media online terbilang praktis karena kemudahan untuk mendapatkan berita dan informasinya, kapan saja bila diinginkan media online dapat dibuka dan dibaca sejauh didukung oleh fasilitas teknologi internet.

Berita
Banyak definisi-definisi tentang berita yang dapat diketahui dari berbagai sumber.Secara sederhana berita dapat diartikan sebagai sebuah pesan yang berupa fakta.Di kalangan para wartawan berita atau biasa disebut “news” adalah sebuah singkatan yang berarti North, East, West, South.Dari istilah tersebut mereka mengartikan laporan dari keempat penjuru mata angin.Berita dapat ditemukan dimana saja sesuai dengan mata angin.Analogi tersebut tidaklah salah dan dapat diterima secara logis.Namun sesungguhnya berita ini merupakan suatu fakta atau idea tau opini actual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton
Masyarakat atau khalayak membutuhkan berita untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan ataupun mengetahui langkah yang harus dilakukan dalam menyikapi suatu berita.Salah satu konsep berita yang cukup menarik adalah berita sebagai fakta objektif.Sebuah berita haruslah bersifat factual dan objektif.Factual berarti mengandung fakta-fakta atau kebenaran bukan kejadian yang dibuat-buat.Sedangkan objektif adalah bebas tidak memihak atau menitik beratkan pada suatu aspek atau seimbang.Tetapi nilai objektif untuk sebuah fakta merupakan hal yang membingungkan, karena tidaklah mungkin ada objektivitas yang mutlak. Menurut Prof. Mitchel V. Charnley, berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk (Onong Uchjana Effendy, 2003:131).

Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional dimaksudkan untuk memberikan batasan tentang variabel-variabel dalam penelitian sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai hal yang akan diteliti. Batasan yang dimaksud adalah suatu analisa yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana media menyorot aspek-aspek pemberitaan yang dibuat oleh media itu sendiri.Proses framing menjadikan media sebagai sebuah alat untuk menyampaikan fakta-fakta yang belum terungkap.Batasan tersebut hanyalah sebatas bagaimana kompas dan vivanews sebagai media online yang membingkai (frame) pemberitaan terkait perseteruan KPK dan Polri kepada khalayak luas.Pemilihan isu-isu dari sebuah berita yang telah dihadirkan oleh vivanews dan kompas denga melakukan penyeleksian isu dan melihat penonjolan aspek tertentu dari sebuah isu untuk kemudian dilihat dan ditemukan sebuah realitas.

Metode Penelitian
Jenis penelitian
Tipe penelitian yang akan dilakukan ialah interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelititan ini digunakan untuk menggambarkan aspek tertentu dari sebuah realitas yang dibingkai oleh vivanews dan kompas menjadi sebuah berita yang kemudian menjadi realitas media dalam hal ini pemberitaan mengenai perseteruan KPK dan Polri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan permasalahan dengan analisis framing dengan model Entman, Entman mengemukakan bahwa framing melibatkan ‘seleksi’ (selection) dan ‘penonjolan’ (salience). Framing model Entman mendefinisikan persoalan-persoalan, mendiagnosa penyebab, membuat penilaian moral, dan menyarankan perbaikan-perbaikan. Frame menggunakan textual devices seperti kata-kata tertentu, frase-frase tertentu, membuat referensi konstektual tertentu, memilih gambar-gambar atua film tertentu, memberikan contoh-contoh yang tipikal, atau merujuk pada sumber tertentu.

Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah dimaksudkan untuk membatasi studi, sehingga dengan pembatasan studi tersebut akan memudahkan peneliti dalam pengelolaan data yang kemudian menjadi suatu kesimpulan. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu (Eriyanto, 2002:187). Sesuai masalah yang akan dirumuskan, maka dengan ini peneliti melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan dari Entman dan ada dua poin focus penelitian yang ingin ditekankan oleh peneliti, yaitu adalah :
1.    Seleksi Isu
Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam itu, berita  mana yang diseleksi dalam perseteruan KPK dan Polri  untuk ditampilkan kepada khalayak? Dari proses ini terkandung didalamnya ada bagian berita yang dimasukkan (included), tetapi ada juga berita yang dikeluarkan (excluded). Tidak semua aspek atau bagian dari berita persteruan KPK dan Polri  dari isu ditampilkan, wartawan memilih berita tertentu yang dianggap penting oleh khalayak dari kasus perseteruan KPK dan Polri
2.    Penonjolan Aspek Tertentu Dari Isu
Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek/berita dari perseteruan KPK dan Polri  tertentu dari suatu peristiwa atau  isu tersebut telah dipilih, bagaimana berita tersebut ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata,kalimat,gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan pada khalayak. sehingga membatasi persepsi khalayak terhadap berita kasus perseteruan KPK dan Polri yang ditulis.

Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini pengumpulan sumber data yang dianggap relevan dengan objek penelitian.
1.    Data Primer dalam penulisan ini adalah berita perseteruan KPK dan Polri di dalam media vivanews.com dan kompas.com pada tanggal 2 Agustus 2012 sampai 31 Agustus 2012
2.    Data Sekunder yang digunakan dalam penulisan ini adalah data-data yang diperoleh dari metode dokumentasi berupa penelitian kepustakaan (Library Research), yakni mengkaji informasi yang terdapat dalam berbagai literature, serta yang di download dari situs-situs internet (website),jurnal-jurnal online universitas di Indonesia, serta buku-buku yang berkaitan dalam penulisan ini

Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan konsep framing yang menekankan pada penonjolan kerangka pemikiran, perspektif, dan konsep tentang memaknai pemberitaan persteruan KPK dan Polri di media online kompas.com dan vivanews.com. menganalisis data berita perseteruan KPK dan Polri pada tanggal 2 agustus 2012 sampai 31 Agustus 2012 yang dilakukan oleh Kompas.com dan Vivanews.com. data yang telah terkumpul akan dianalisis secara kualitatif yaitu digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dengan menggunakan instrument analisis framing dengan model Entman melalui empat perangkat yaitu
a.    Define Problems (Definisi Masalah)
Bagaimana suatu masalah/isu dilihat? Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?
b.    Diagnose Cause (perkiraan masalah dari sumber masalah)
Apa penyebebab dari suatu masalah, siapa atau actor yang dianggap sebagai penyebab mereka?
c.    Make Moral Judgement (pembuatan keputusan moral)
Nilai moral apa yang akan disajikan untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi suatu tindakan?
d.    Treatment Recommendation (penyelesaian masalah)
Penyelesaaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang ditempuh untuk mengatasi masalah

Hasil dan Pembingkaian
Diskusi Hasil Framing
Media online memiliki kelebihan dalam hal kecepatan untuk menyampaikan suatu artikel berita.Namun tidak jarang kelebihan tersebut menjadi masalah bagi kelengkapan penulisan artikel berita.Karena mengejar kecepatan penyampaian berita, portal berita online kadang seringkali melupakan kaidah-kaidah penulisan artikel berita yang lengkap. Seharusnya, untuk melengkapi kekurangan pada berita sebelumnya, portal berita online dapat memuat lebih dari satu berita dalam satu hari untuk membahas topik yang sama dengan menyertakan informasi tambahan yang tidak sempat dimuat pada berita sebelumnya.
Dilihat dari keseluruhan analisis framing  yang dilakukan, peneliti menemukan artikel berita yang dikeluarkan oleh Vivanews banyak sekali memperlihatkan kekurangan dalam isi berita. Beberapa artikel Berita yang dimuat Vivanews  membentuk opini yang mempengaruhi, seperti penulisan berita yang tidak memperhatikan Objektivitas dan membela kepentingan tertentu sehingga disadari atau tidak disadari rangkaian informasi yang disampaikan dapat mempengaruhi pola pikir pembacanya agar mendukung Polri dalam menangani kasus korupsi Simulator SIM. Salah satu berita yang dikeluarkan vivanews.com yang tidak memperhatikan objektivitas dalam penulisan berita yaitu  “jangan ragukan penyidikan Bareskrim polri”. Dari judul tersebut vivanews membentuk opini mempengaruhi bahwa pihak polri mampu mengusut kasus simulator SIM dengan tuntas Padahal diketahui sendiri bahwa realitas yang ada, kasus Simulator Sim seharusnya ditangani oleh Pihak KPK karena sudah diatur oleh UU nomor 30 tahun 2002 tentang pemberantasan korupsi.
Selain itu, Berita yang dikeluarkan vivanews.com juga menggunakan pengutipan narasumber yang kompeten dan sumber-sumber untuk menguatkan berita yang dihadirkan, seperti menampilkan mantan menteri hukum tata negara, Yuzril Ihza mahendra yang menyatakan posisi Polri lebih tinggi dari KPK sehingga memperkuat berita yang dikeluarkan untuk mempengaruhi masyarakat agar mendukung Polri dalam menangani kasus Simulator SIM.
Kompas.com dalam melakukan analisis framing lebih menampilkan berita dengan  realitas yang ada sesuai dengan faktanya, walaupun ada beberapa artikel yang dikeluarkan kompas yang membela kepentingan tertentu yaitu Pihak KPK. Seperti meanmpilkan salah satu berita yaitu “KPK jangan ragu sidik Simulator” dari judul tersebut lebih dimaksudkan bahwa berita yang dikeluarkan kompas sesuai realita yang ada tetapi memiliki makna dan pandangan yang  mendukung pihak KPK. isu yang diangkat dalam perseteruan KPK dan Polri khususnya kasus Simulator SIM adalah isu politik
Jika ditinjau dari teori Agenda Setting, dapat dilihat bahwa media mempunya agenda tersendiri dalam melakukan pemberitaan.Hal tersebut dikatakan sebagai agenda setting media. Secara singkat agenda setting media dapat dikatakan jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting oleh media, maka penting juga bagi khalayak. Sebaliknya apa yang tidak penting bagi media maka khalayak menganggap tidak penting juga, bahkan menjadi tidak terlihat sama sekali. 
Dari pengamatan yang ada, maka dapat diketahui jika Vivanews.com telah melakukan agenda setting dalam pemberitaannya.Hal tersebut dilihat dari beberapa acuan yang meliputi penempatan informasi, lamanya pemberitaan, isu yang sifatnya sedang hangat, sampai kepada tingkat kredibelitas media yang mengangkat isu tersebut.Namun frekuensi penayangan merupakan aspek yang paling menonjol dalam agenda setting yang dilakukan Vivanews.com.
Berita tentang perseteruan KPK dan polri hampir setiap hari dimuat oleh Vivanews.com sejak tanggal 1 Agustus 2012 hingga 30 Agustus 2012, dengan jumlah total 141 Artikel Berita dan waktu yang dikeluarkan kebanyakan mulai pukul 15.00 sampai pukul 20.00 .Itu semua dilakukan untuk memberikan penojolan terhadap pemberitaan tersebut.Kemudian Vivanews.com juga seringkali mengemas judul-judul artikel berita dengan kalimat yang menarik khalayak, yang akhirnya merasa terpanggil untuk tahu isi dari berita dan membacanya.Selain itu kompas.com nampak tidak melakukan agenda setting dalam pemberitannya.Mengingat artikel berita yang dimuat hanya sedikit walaupun menyangkut isu yang sedang hangat dibicarakan.Tercatat  hanya 63 Artikel sejak 1 Agustus hingga 30 Agustus 2012.
Berdasarkan realitas media yang telah dibangun oleh Vivanews.com maka Vivanews.com berusaha untuk membangun perspektif tentang siapa yang lebih berhak menangani kasus Korupsi terkait simulator SIM.Hal tersebut dapat terlihat dari opini-opini yang ada didalam artikel pemberitaan tersebut. Sementara kompas.com merupakan agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas Dengan pandangan konstruksionis yang menyatakan bahwa media bukanlah sekedar saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya.
Setelah dilakukan proses pengamatan melalui perangkat framing Robert N Entman dapat dilihat bahwa vivanews.com terlihat lebih selektif dalam pemilihan berita dan berusaha menonjolkan berita yang dipilih dengan pemakaian kata atau kalimat yang menarik serta menyembunyikan fakta-fakta sesuai realitas yang ada. Vivanews.com terlihat sering sekali melupakan aspek cover both side, didalam pemberitaan yang ditampilkan oleh Vivanews.com juga terdapat agenda tersendiri. Kompas.com melalui perangkat framing Robert N Entman lebih menampilkan berita sesuai fakta yang ada itu terlihat dari pemilihan berita yang diangkat dan penulisan fakta yang ditampilkan.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang pembingkaian berita yang dilakukan terhadap Vivanews.com dan Kompas.com dalam pemberitaan perseteruan KPK dan polri, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Dari hasil analisis pembingkaian terlihat bahwa Vivanews.com lebih membentuk opini yang mendukung satu pihak yaitu Pihak Polri, dengan penulisan berita yang tidak memperhatikan objektivitas dan membela kepentingan tertentu sehingga disadari rangkaian informasi yang disampaikan dapat mempengaruhi pola pikir pembacanya, sementara pembingkaian yang dilakukan Kompas.com lebih menampilkan realitas berita yang ada sesuai dengan faktanya, walaupun ada beberapa artikel yang dikeluarkan kompas yang membela kepentingan tertentu yaitu Pihak KPK.
2.    Vivanews telah melakukan sebuah Agenda setting. Hal tersebut terlihat dari beberapa acuan yang meliputi penempatan informasi, lamanya pemberitaan, isu yang sifatnya sedang hangat, sampai kepada tingkat kredibelitas media yang mengangkat isu tersebut. banyaknya frekuensi berita yang dimuat  merupakan aspek yang paling menonjol dalam agenda setting yang dilakukan Vivanews.com. selain itu media Kompas.com nampak tidak melakukan agenda setting dalam pemberitannya. Mengingat artikel berita yang dimuat hanya sedikit walaupun menyangkut isu yang sedang hangat dibicarakan.
3.    Setelah dilakukan proses pengamatan melalui perangkat framing Robert N Entman dapat dilihat bahwa vivanews.com terlihat lebih selektif dalam pemilihan berita dan berusaha menonjolkan berita yang dipilih dengan pemakaian kata atau kalimat yang menarik serta menyembunyikan fakta-fakta sesuai realitas yang ada. Vivanews.com terlihat sering sekali melupakan aspek cover both side, didalam pemberitaan yang ditampilkan oleh Vivanews.com juga terdapat agenda tersendiri. Kompas.com melalui perangkat framing Robert N Entman lebih menampilkan berita sesuai fakta yang ada itu terlihat dari pemilihan berita yang diangkat dan penulisan fakta yang ditampilkan.

Saran-saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1.    Media sebagai alat penyampaian pesan haruslah selalu menjaga objektivitas dalam menyampaikan pemberitaan dengan menampilkan berita sesuai dengan faktanya.
2.    Vivanews.com dan Kompas.com sebagai portal berita onine besar di Indonesia dapat dimengerti jika mengejar kecepatan penyampaian berita, namun portal berita online harus tetap memperhatikan realitas berita yang ada.
3.    Dari hasil penelitian ini disarankan agar masyarakat lebih jeli dalam memaknai setiap informasi yang terkandung di dalam sebuah berita. Karena bisa saja informasi tersebut merupakan hasil konstruksi dari wartawan dan tidak sesuai dengan realitas yang sebenarnya. Pengaruh yang diterima media kadang membuat pergeseran makna yang mestinya disadari dengan baik oleh masyarakat.

Daftar Pustaka
Cangara, H. Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu , Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti Elvinaro, Ardiyanto
Eriyanto,   Analisis framing: Konstruksi, Ideology, dan   Politik  Media, Yogyakarta: LKiS, 2002
Entman, R. M., & Rojecki, A. (1993).Freezing Out the Public: Elite and Media framing of the U.S anti-nuclear movement.Political Communication, 10(2).
Hamad, Ibnu, 2004. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analisis Terhadap Berita Politik, Jakarta: Granit
Kriyantono, Rachmat. 2006. Tehnik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.
M.Romli dan Asep Syamsul. 2012. Jurnalistik Oline: Panduan Praktis Mengelola Media Online. Bandung. Penerbit Nuansa Cendekia
Moleong Lexy J., 2008.Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: , PT. Remaja Rosdakarya
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, The Social Construction of Reality A Treatise in the Sociology of Knowledge, (New York: 1966)
Sugiyono, (2007).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Bandung: CV. Alfabet
Sudibyo, Agus, “Politik Media dan Pertarungan Wacana. “Yogyakarta: LKis 2001



No comments:

Post a Comment